Tombo Ati

Tombo ati dari opick menyenandung keras dari speaker note yang lagi ku pakai. Obat hati untuk kita, Obat kekuatan untuk lebih bersemangat menjalani hidup.
Kaping pisan, moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo, sholat wengi lakonono
Kaping telu, wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat, kudu weteng ingkang luweh
Kaping limo, dzikir wengi ingkang suwe
Menowo kuwi, sajadah ojo di centelke wae.
Segara gawe wudlu mu, dunyo gawe cikar lan pidakanmu, srengengeh gawe patokanmu. salah sawijine sopo bisa ngelakoni, mugi-mugi Gusti Pengeran nyembadani.
Mungkin baris setelah “kaping limo ..” ada yang bingung. Aku tambahin dikit, itu apa yang di ajarkan oleh guru saya sewaktu diIndonesia. Justru yang ngajarin aku adalah anak kecil. Ilmu bukan saja dari orang terpandai, orang bijak atau orang yang lebih dewasa dari kita. Ilmu itu bisa diambil dari seseorang secara tidak sadar terucap dari lisannya. Arti dari puisi cak Emha ainun najib aku kira semua sudah tahu. Arti dari baris yang aku tambahin sendiri itu begini “….Semua itu jangan lupa. Sajadah kalian jangan di pajang saja, lautan sebagai air sucimu, bumi sebagai alas penuntunmu dan berpijak mu, mentari sebagai patokan kalian apa yang telah kalian perbuat selama seharian……”Banyak pengalaman yang aku ambil dari kalimat tak sadar yang di keluarkan teman-teman, walau kadang kita menyadarinya setelah kejadian. “OPO SING DI METU’KE TEKO YO IKU ISINE” artinya “APA YANG DI KELUARKAN DARI TEKO YA ITU ISINYA”. Kalimat itu yang membuat aku belajar berteman dengan siapa saja dan mencari teman yang cocok denganku. Tidak satupun yang kita perbuat tidak di saksikan oleh-Nya. “ALLAHU MA’I, ALLAHU NAADHIRI, ALLAHU SYAHIDI !” artinya selalu disertai, dilihat dan di saksikan oleh Allah Swt.
“bukan menggurui, maaf, tetapi saling mengingatkan!”